Minggu, 07 April 2019 1 komentar

menuju sepi

jangan teriak! kau akan membangunkan sepi
samar, nanar dan gerimis seakan tak bisa ditepis
kemana melangkah selalu saja menuju sunyi
tempat ini seperti sebuah musim dikotamu, pada sebuah sudut dikamarmu, tempat biasa kau terhenyak sambil menahan isak yang memuncak



#odesendranto
6 april 2019
0 komentar

april



ia basah seperti juni, mungkin karena tangis peri awan untuk chrysomallus yang rela mengorbankan diri demi kedua anaknya



#odesendranto
1 april 2019
Rabu, 20 Maret 2019 1 komentar

sang pelayan dan senja



sang pelayan sibuk menyiapkan kursi dan meja kosong untuk mereka yang merayakan senja, entah senang melihat benam atau dengan kejam menikmatinya dilahap malam

sang pelayan sengaja tak menyiapkan tissue bagi yang bersedih, sebab tahu malam menyamarkan air mata yang menggenang,  lalu ia menyuguhkan musik bising untuk meredam isak-isak tangis disudut meja

selalu seperti itu,
sampai akhirnya ia kelelahan membungkam kelam, sebab senja tak pernah berhenti menyuguhkan kesedihan



#odesendranto
22 Februari 2019
Minggu, 09 Desember 2018 0 komentar

sudah saatnya

pada langit yang gemuruh
sudah saatnya tangismu jatuh
jangan ditahan, sebab ia kan runtuh
butuh tanah untuk resap dan luluh

pada hati yang angkuh
sudah saatnya rasamu mengukuh
jangan dipendam,  sebab ia kan rapuh
butuh rengkuh tuk melabuhkan peluk dan keluh

#odesendranto
Senin, 26 Maret 2018 0 komentar

bagiku kita adalah

kesepian yang menjadi riuh dalam hujan dan malam
genggaman sepanjang jalan saat akan terpisahkan
pelukan yang hangat saat rindu tak terbendungkan
senja yang sedih sebab akan melepas cahaya
kabut yang tebal dipuncak bukit hingga kita tersesat atau mungkin sengaja tersesat agar tak pernah kembali pada segala apa yang menyakiti

bagiku kita adalah mimpi yang enggan terjaga


ode sendranto
Jumat, 16 Maret 2018 0 komentar

miris

suatu hari ia berkisah perihal kekasih yang menghianati kasih
(1)
tentang saudara laki-laki harapan keluarga, yang hobinya mabuk-mabukan, anak istrinya jadi tak nyaman, terus saja jadi perbincangan, semua berulang bahkan terkadang tak butuh alasan
zaman dan pergaulan telah jauh meninggalkan iman
(2)
tentang seorang suami yang telah ribuan malam dalam resah tak lagi pernah menjamah
entah karena bosan, ataukah pelukan diluar sana lebih menghangatkan
namun lebih pantas disebut kelainan
sebab pernikahan baginya hanya sebatas gelar agar dibilang punya pasangan
disandang tanpa pernah diajak ke ranjang
(3)
tentang seorang ayah yang menjadi kebanggan sejak kecil, tokoh paling dipuja dalam keluarga, lelaki yang paling sering memberikannya pelukan saat diluar sana dunia menjadi begitu menyakitkan
namun kini lelaki itu menjadi orang yang paling memberikan ingatan tentang rasa sakit yang di setiap pertemuan menjelma jadi kebencian, saat menggadaikan cinta dan kepercayaan keluarga kecilnya pada wanita muda yang menawarkan manis rayuan dan mulus selangkangan

sebagai saudari, istri dan putri, ia melakoni peran miris dari ketiganya
demi nama keluarga
demi nama belakang anaknya
demi nama belakang yang ia sandang


ode sendranto
 
;